Kamis, 05 April 2018

Perawatan Mesin


MAKALAH
TEKTIK PERAWATAN MASIN

Description: Hasil gambar untuk logo gunadarma

Disusun Oleh :
    Nama           : Fatah Kemal Hasan
    Kelas           : 3IC08
    NPM           : 22415536




FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018




BAB I
PERAN PERAAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN PADA SUATU INDUSTRI




1.1                Penegertian Perawatan dan Perbaikan Mesin

 Pengertian perawatan ( maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam kondisi siap pakai.

Menurut Lindley R. Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat diterima oleh penggunannya. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada hal-hal sebagai berikut :

a.   Kapasitas pekerjaan terpenuhi secara maksimal
b.   Kemampuan untuk menghasilkan hasil kerja dengan toleransi khusus atau level
      kualitas tertentu.
c.   Dapat meminimalkan biaya per unit kerja.

d.   Dapat mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang berkaitan      
      dengan kapasitas kerja dan kualitas hasil kerja. e. Dapat menjaga keselamatan pegawai,   
      lingkungan kerja dan masyarakat sekitar dari bahaya yang mungkin muncul dengan adanya
      proses kerja.
f.   Dapat memastikan sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar
     bengkel kerja/pabrik.


Pemeliharaan Terencana

Pemeliharaan terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat instrument pengendalian dan instrument pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya. Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari instrument manajemen pemeliharaan yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan pemeliharaan korektif.

Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa instrument yang dilakukan sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat.
Pemeliharaan preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.

Pemeliharaan rutin dilakukan secara instrumen dengan selang waktu tertentu berdasarkan hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti : instrumen 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau instrumen waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan dicatat pada papan instrumen yang diletakkan di ruang penanggung jawab dan pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan.

Informasi yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang ditentukan. Sebelum instrumen pemeliharaan terencana diterapkan, harus diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu, pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk menjawab pertanyaan di atas.

   Hal tersebut merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama untuk menyusun instrumen pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk instrumen pemeliharaan terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh : kelompok alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur dan sebagainya.

Ø  TUJUAN PERAWATAN
1.      Memperpanjang usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang   karena kurangnya sumber daya modal untuk penggantian.
2.      Menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya dan material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar.
3.      Kerugian baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin, karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat kerusakan awal dapat segera dicegah.

Ø  KEUNTUNGAN – KEUNTUNGAN DARI PERAWATAN YANG BAIK :
1.      Berkurangnya kemungkinan terjadinya perbaikan darurat.
2.      Tenaga kerja pada bidang perawatan dapat lebih efisien.
3.       Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien.
4.       Memberikan informasi kapan peralatan perlu diperbaiki atau diganti.
5.       Anggaran perawatan dapat dikendalikan.

Ø  USAHA UNTUK MENGATASI KERUSAKAN :
1.      .Merubah proses
2.      Merancang kembali komponen yang gagal
3.      Mengganti dengan komponen baru atau yang lebih baik
4.      Meningkatkan prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan   sesuai ketentuannya atau mengatur kembali frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi
5.      Meninjau  kembali dan merubah sistem pengoperasian mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.

Ø  TIGA CARA UNTUK MENGTASI KERUSAKAN MESIN :
1.      Perbaikan (repair),
2.      Perbaikan secara menyeluruh (overhaul)
3.      Penggantian peralatan tersebut (replacement).
Permasalahan yang paling utama dalam pengambilan keputusan overhaul dan repair ditentukan dalam hal berikut :
- Interval waktu antara setiap overhaul.
- Tingkatan ketika suatu peralatan/ mesin harus memperoleh perlakuan repair atau  overhaul.

Ø  CARA – CARA MERAWAT MESIN YANG EFISIEN :

1.      Perawatan korektif 

    Adalah tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar kerusakan tidak terulang lagi.

2.      Perawatan Berjalan

   Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.

3.      Perawatan Prediktif

    Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

Ø  RINGKASAN MATERI  PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

S  Suatu aktifitas dan perbaikan mesin yang perlu dilaksanakan terhadap seluruh obyek baik teknis, meliputi seluruh material atau benda yang bergerak atau tidak bergerak sehingga material tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan baik serta selalu memenuhi persyaratan Standar Internasional dan non teknis. Meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat berfungsi dengan baik.

Kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai pada suatu tingkat kondisi tertentu.

Segala macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agar kapal selalu berada dalam kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutan laut pada setiap saat degan kemampuan diatas kondisi minimum tertentu


1.2                Peran Perawatan dan Perbaikan Dalam Sistem Kesiapan Fasilitas
  Dalam dunia permesian baik industri maupun kendaraan, peran perawatan dan perbaikan mesin sangat penting, karena dengan melakukan perawatan dan perbaikan maka kira dapat mengetahui problem apa yang terdapat didalam mesin tersebut, sehingga meminimalisir terhambatnya pekerjaan saat mesin bekerja.
  Dan perwatan mesin sangat berpengaruh dalam kesiapan fasilitas, karena apabila mesin dalam keadaan optimal maka seluruh fasilitas sempurna sehingga tidak menghambat pekerjaan.




BAB II
KLASIFIKAI DAN JENIS PERAWATAN


Perawatan mesin dibedakan menjadi 2 ( dua ) diantaranya :
1.      perawatan yang direncanakan.
2.      perawatan tidak direncanakan.

2.1       Perawatan Direncanakan

         Untuk menjalankan program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas kondisi berikut :
            • Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.
            • Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.
Penentuan jam operasi pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat produksi.. memperlihatkan berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga bisa ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada saat pabrik tidak beroperasi.

Ø  Urutan perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan   pertimbangan
    kemasa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
    Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk
    perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih :
    • Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
    • Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
    • Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
    • Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi
      hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.

Ø  Sasaran perencanaan perawatan :
• Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.

      • Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.• Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.• Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.• Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.• Sistem Pengelolaan pekerjaan.• Metode untuk menganalisis pekerjaan.

Ø  Dasar-dasar pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan :
  Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.

      •  Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk masing-masing tugas yang harus dilakukan pada tiap 
   bagian.
  Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.  Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.•  Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.

Ø  Faktor-faktor Yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan Perawatan :
a.  Ruang lingkup pekerjaan.     
     Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang
     lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan
     pekerjaan.

b.  Lokasi pekerjaan.
     Lokasi pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang mempercepat
     pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya
     nomor gedung, nomor departemen dll.
c.  Prioritas pekerjaann     
     Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang
     benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut
     prioritas utama.
d.  Metode yang digunakan. “Membeli kemudian memasang” sangat berbeda   
     artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan
     dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika   
     penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang
     dipunyai.
e.  Kebutuhan material.
     Apabila ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa diikuti
     dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
f.   Kebutuhan alat perkakas.    
     Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila akan
     digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu ditentukan
     kebutuhannyang. 
Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
h.  Kebutuhan tenaga kerja.
     Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk  setiap
     jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.

2.2       Perawatan Tidak Terencan
Perawatan tidak direncanakan yang dimaksudkan disini adalah apabila mesin mengalami kerusakan yang diharuskan untuk dilakukan perbaikan / perawatan dadakan. Kasus ini sangat mengganggu proses jalannya produksi di dalam pabrik. Biasanya perawaran tidak terencana terjadi akibat kelalaian teknisi perawaatan saat melakukan perawatan berkala. Dan dalam perawatan tidak terencana apabila kersukan mengharuskan utntuk mengganti suku cadang maka harus segera dilakukan agar mesin dapat kembali berkerja normal.




BAB III
JENIS PELUMAS DAN TEKNIK PELUMAS

Sebelum mulai membahas tentang berbagai jenis pelumas mesin, ada baiknya kita mengenal apa fungsi pelumas, atau yang biasa disebut "pelumasan". Pelumasan atau lubrikasi adalah  sebuah proses atau teknik untuk mengurangi gesekan serta keausan atas salah satu atau kedua permukaan yang saling bersentuhan dan bergerak relatif terhadap satu sama lain, dengan memberikan zat pelumas di antara keduanya. Sedangkan bahan yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara kedua permukaan tersebut disebut dengan pelumas.
Secara umum bahan pelumas diklasifikasikan berdasarkan wujud dari materialnya, yakni liquid (cair), semi cair(grease), dan padat. Pelumas liquid sangat kita pahami sebagai pelumas oli dan cukup lazim kita temui sebagai pelumas mesin kendaraan bermotor, gearbox, ataupun sistem lainnya. Pelumas semi liquid lebih dikenal sebagai grease (gemuk) memiliki kekentalan lebih tinggi dibandingkan dengan pelumas oli dan memang cenderung lebih "padat" daripada oli. Sedangkan pelumas padat memiliki wujud padat dan dibutuhkan pada kasus-kasus tertentu yang tidak dimungkinkan untuk menggunakan pelumas oli maupun grease.

3.1       Jenis Pelumas

1.      Pelumas Cair
         Sebagian besar pelumas oli yang beredar di pasaran dan paling banyak penggunaannya terbuat dari bahan dasar minyak bumi. Oleh karena itulah sering kali kita menyebutnya sebagai mineral oil (oli mineral), yakni oli yang berbahan dasar dari minyak bumi hasil tambang (mining). Oli mineral dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu Paraffinic, Naphtenic, dan Aromatic.
Oli parafin sangat baik digunakan pada mesin manufaktur, untuk pelumas mesin industri, serta pada proses produksi industri karet, tekstil, dan kertas. Oli naphtenic lebih cocok digunakan pada kondisi temperatur kerja rendah, terutama untuk pendingin trafo industri, serta pendingin pada proses permesinan. Sedangkan oli aromatik berwarna hitam dan sangat lazim digunakan sebagai bahan seal manufaktur, serta sebagai perekat dan pengencer produksi aspal.
Namun, Pelumas oli mineral memiliki keterbatasan paling besar yakni kurangnya ketahanan terhadap temperatur kerja tinggi. Solusi dari kelemahan tersebut adalah dibuatnya oli melalui proses sintesa sehingga didapatkan oli dengan spesifikasi terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan. Pelumas jenis ini biasa kita kenal sebagai oli sintetis, sebab oli tipe ini tidak berasal dari minyak bumi melainkan dari bahan organik maupun anorganik yang melewati proses-proses khusus sehingga didapatkan spesifikasi yang dibutuhkan terutama ketahanan terhadap temperatur tinggi.
Perpaduan antara oli mineral dengan oli sintetis biasa disebut dengan oli semi-sintetis. Dengan campuran maksimal sebanyak 30% oli sintetis, diharapkan akan didapatkan pelumas dengan kualitas tidak jauh berbeda dengan oli murni sintetis, namun dengan harga yang lebih terjangkau. Oli sintetis memang dikenal mahal karena proses pembuatannya yang lebih rumit dibandingkan dengan biaya mengolah oli mineral.
Banyak produk dari Prestasi Lubricants yang merupakan jenis pelumas cair, seperti oli motor, minyak rem, air radiator, dan lain sebagainya.

2.         Pelumas Semi-Cair (Grease)
         Grease, atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan "gemuk", memiliki karakteristik khas, yang membuatnya sangat cocok digunakan pada sebuah sistem mekanis yang hanya bisa dilubrikasi secara berkala, serta sistem yang tidak mungkin dapat dilubrikasi oleh oli. Grease juga berfungsi sebagai sealent untuk mencegah masuknya air atau material lain ke dalam sistem mesin. Prestasi Lubricants juga memproduksi pelumas semi-cair (gemuk) untuk kendaraan bermotor anda.

3.         Pelumas Padat
            Pelumas padat atau juga dikenal dengan pelumas kering memiliki gaya gesekan rendah. Masing-masing lapisan molekul dapat bergeser relatif terhadap lapisan yang lain hanya dengan sedikit gaya saja. Bahan yang paling banyak dikenal sebagai pelumas padat yaitu grafit.
Grafit banyak digunakan di kompresor udara, industri makanan, sambungan rel kereta, roda gigi terbuka, ball bearing, serta alat-alat perbengkelan. Grafit juga lazim digunakan pada gembok dan mesin kunci. Hal ini dilakukan karena jika digunakan oli untuk melumasi mesin kunci, debu-debu di udara justru mudah menempel dan akan cepat merusak komponen-komponen mesin.

3.2       Sifat – Sifat Pelumas
Motor bakar baik bensin maupun diesel terdiri dari berbagai komponen dalam melakukan proses kerjanya. Beberapa komponen tersebut tersusun atas bahan logam (metal part) yang statis maupun dinamis seperti katup, piston, gear, silinder block, camshaft dan lain-lain. Komponen tersebut harus terjaga agar pergerakan mesin dapat berjalan baik sehingga dapat memperpanjang umur pemakaian.
        Upaya yang dilakukan untuk menjaga komponen tersebut, dalam mesin dilengkapi dengan sistem pelumasan. Pelumasan berfungsi untuk mengurangi adanya gesekan antara metal dan komponen- komponen mesin lainnya sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya kerusakan pada mesin serta berguna untuk mencegah atau mengurangi terjadinya keausan pada komponen-komponen mesin yang saling bergesekan, melancarkan komponen- komponen mesin yang bergerak atau berputar, mencegah terjadinya suara berisik, mengurangi panas yang timbul karena pergesekan, dan meminimalkan tenaga mesin yang terhubung untuk melawan gaya gesek.

1.      APPEARANCE
         Penampilan pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat menunjukkan :
            1.      clear : Pelumas terlihat jernih.
            2.      hazy : Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut.
            3.      dark : Appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya  
                     kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.


2.       SPESIFIC GRAFITY (SG)
            Yaitu perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume yang sama pada suhu
            tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.

3.       WARNA (COLOR)
            Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan sifat fisiknya
            secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.

4.       VISCOSITY/ KEKENTALAN
            Besarnya tahanan aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk pelumas. tingkat kekentalan

            merupakan sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan temperaturnya, sehingga
            pengukuran kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada waktu yang
            bersamaan. Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:
            1.      Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).
            2.      Derajat Engler, diukur pada suhu 20°C,50°C dan 100°C.
            3.      Second Redwood, diukur pada suhu 70°F,140°F dan 200°F.
            4.      Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100°F dan 210°F.
            5.      Nomor SAE
 
5.       VISCOCITY INDEX (VI)
            Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas terhadap perubahan
            temperature tertentu. Standar temperatur pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F.
            Pada umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi
            tidak banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature. Nilai
            viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
            1.      HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
            2.      MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
            3.      LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40

6.       POUR POINT (TITIK TUANG)
            Menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat mengalir. Tujuan
            pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah
            berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas
            tersebut.

7.       FLASH POINT (TITIK NYALA)
            Merupakan temperature terendah dimana suatu minyak sudah mampu terbakar oleh
            adanya letupan bunga api/flash. Maksud pengukuran titik nyala adalah untuk safety
            precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan mengetahui
            titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap karena titik nyala
            mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.

8.       TOTAL BASE NUMBER (TBN)
            Besarnya angka kebasaan pelumas yang mengindikasikan bahwa pelumas tersebut
            mengandung additive terutama jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas
            bekas akan lebih rendah dari pelumas baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk
            menetralisir asam-asam yang terbentuk ataupun telah dipakai untuk menghancurkan
            kotoran. Jadi dengan mengukur besarnya angka TBN dapat ditentukan apakah pelumas
            masih layak pakai.

9.       TOTAL ACID NUMBER (TAN)
            Besarnya angka keasaman pada pelumas yang terbentuk oleh oksidasi pelumas atau
            karena pengaruh adanya air/uap air.

3.3       Bahan Aditif Pelumas
            Zat aditif minyak pelumas dapat didefinisikan sebagai senyawa yang dapat memperbaiki atau menguatkan spesifikasi atau karateristik minyak lumas dasar oil. Aditif untuk minyak pelumas modern ditentukan berdasarkan riset ilmiah selama bertahun-tahun, dirumuskan untuk memenuhi kebutuhan yang ekstrem dari mesin-mesin modern yang mana untuk melayani unjuk kerja mesin dalam kondisi berat, suhu operasi yang luas dan kecepatan luncur pada bantalan roda gigi yang lebih tinggi. Jadi minyak pelumas digunakan untuk melayani kondisi mesin yang mempunyai kondisi kerja yang lebih berat dan bersuhu lebih tinggi dibandingkan dengan mesin-mesin yang diproduksi sebelumnya. Dengan hanya menggunakan  minyak mineral murni (minyak yang berasal dari minyak bumi), minyak mineral murni tidak akan dapat bertahan pada kondisi-kondisi seperti tersebut diatas.

           Formulasi dan pembuatan minyak pelumas yang mengandung aditif bukanlah suatu hal yang mudah dengan cara mencampurkan anti-oksidan atau bahan dispersan pada minyak dasar (atau base oil atau straight mineral oil) atau kombinasi dari minyak dasar saja. Dalam keadaan sebenarnya, setiap minyak mineral mempunyai respon yang berlain-lainan terhadap aditif tertentu, oleh sebeb itu pula diadakan penelitian di dalam formulasi untuk mendapatkan formula yang paling tepat. Di samping itu perkembangan minyak pelumas menjadi lebih kompleks karena beberapa sifat yang perlu diperkuat dengan aditif misalnya ketahanan terhadap oksidasi, sifat deterjensi dan lain sebenarnya. Untuk itu harus dipertimbangkan pengaruh masing-masing aditif terhadap minyak mineral murni dan pengaruh aditif antara satu terhadap yang lain. Aditif yang satu mungkin mempengaruhi keaktifan pada aditif lainnya. Di lain pihak aditif tertentu mungkin dapat berlaku synergistic atau saling memperkuat dimana kombinasi dari dua atau lebih aditif dapat memberikan pengaruh-pengaruh yang lebih baik daripada apabila digunakan secara tersendiri.

PEMBAGIAN ADIKTIF MINYAK PELUMAS
            Pembagian Aditif Pelumas Berdasarkan Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi  menjadi tiga jenis diantarnya :

           
1.    Aditif Utama


           
a.    Anti foam
                   Berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung udara) oli diakibatkan kinerja
                   mesin terutama di poros engkol dan efek pemberian aditif detergent. Sehingga
                   menghambat kinerja pelumasan mesin.
            b.   Anti Oxidant
                  
Berfungsi menghentikan atau memperlambat reaksi kimia antara molekul
                  hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme
                  utama yang bertanggung jawab pada kerusakan pelumas, berupa pembentukan
                  endapan, sludge, soot and corrosive wear dan lain sebagainya. mengakibatkan
                  mengentalnya oli secara berlebihan yang dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang
                  mengental (sludge).
c.   Anti Wear
                  Berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesekan
                  antar metal pada mesin, sehingga oli tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar
                  panas mesin.
d.   Anti Corrosion
                  Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan oksidasi udara dengan cara
                  melapisi metal meskipun mesin dalam keadaan tidak bekerja.
e.   Detergent
                  Sebagai pembersih dan penetralisir zat-zat yang berbahaya, membentuk lapisan
                  pelindung pada permukaan logam, mencegah endapan, mengurangi timbulnya
                  deposit, mengendalikan korosi serta membersihkan karbon sisa pembakaran agar
                  karbon tidak menempel di komponen mesin.
f.   Dispersant
                  Mengendalikan timbulnya lumpur yang terbentuk dari suhu rendah pada mesin bensin.
                  Lumpur tersebut terbentuk dari campuran karbon, kumpulan hasil pembakaran, bahan
                  bakar yang tidak terbakar dan air. Dispersants juga berfungsi sebagai pelindung agar
                  jelaga (soot) tidak menggumpal, dan mengendalikan peningkatan viskositas,
                  menetralisir sisa pembakaran yang dapat mengakibatkan mengentalnya plumas secara
                  berlebihan.
g.   Friction Modifier
                  Berfungsi meningkatkan kinerja pelumasan pada metal yang bergesekan agar tidak
                  cepat aus.
h.   Pour Point Depressant
                  Berfungsi mencegah oli membeku atau mengental pada saat suhu dingin. Pour Point
                  Depressants (PPD) dapat mencegah pembentukan krital pada suhu rendah. Contoh
                  PPD adalah poly-metacrilates, etylen vynil-acetate copolimers, poly-fumarates.
                  Penekanan pour point tergantung terutama pada karakterisitik base oil dan konsentrasi
                  polimer. PPD lebih efektif jika dipergunakan dalam minyak dasar viskositas rendah.
i.   TBN.
                  Berfungsi menetralisir keasaman dalam pelumas yang diakibatkan karena suhu tinggi
                  mesin motor.


2.    Viscosity Index Improver
       Aditif ini berfungsi menyetabilkan kekentalan pelumas pada saat suhu mesin mulai tinggi,
       sehingga pelumas tidak gampang encer pada suhu tinggi. Pelumas yang mamakai aditif ini
       sering disebut oli multigrade.


3.    Oil Flow Improver
       Aditif ini berfungsi memperlancar aliran pelumas, terutama pada  saat mesin start pagi hari.
       Sehingga mesin tidak mengalami kesulitan pada saat start.

3.4       Sistem Pelumas Mesin
            Sistem pelumas adalah sebuah rangkaian hidrolis yang berfungsi mendistribusikan aliran oli mesin ke seluruh komponen mesin yang bergesekan. Tujuannya agar semua komponen mesin yang bergesekan bisa dilapisi pelumas agar untuk mencegah keausan. Fungsi dari sistem pelumas adalah :
1.      Untuk mencegah keausan pada komponen mesin
2.      Mendinginkan komponen mesin
3.      Membersihkan komponen mesin dari kerak dan kotoran.

Cara kerja pelumas mesin, umumnya menggunakan sistem tekan pompa. Yakni oli dari carter ditekan melalui pompa untuk disalurkan keseluruh bagian mesin.
Namun, komponen pelumasan bukan hanya pompa oli. Apa saja komponen yang berpengaruh dalam sistem pelumas mesin mobil ? simak ulasan berikut.
Komponen Sistem Pelumas Mesin dan Fungsinya
     1.      Oil pan/Carter
            Oil pan atau biasa juga dosebut carter adalah komponen berbentuk bak yang diletakan dibagian bawah mesin tepat pada ruang engkol. Fungsi oil pan adalah untuk menyimpan oli mesin.
     2.      Pompa Oli
    Oil pump merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan untuk memompa oli mesin untuk dinaikan ke seluruh komponen mesin. Pompa ini, bekerja secara rotary yang inputnya berasal dari poros engkol mesin.
Sehingga ketika mesin bekerja, oli secara otomatis terpompa. Pompa oli memiliki dua saluran, yakni saluran inlet yang langsung mengarah ke bak oli dan saluran outlet yang langsung tersambung dengan oil feed.
     3.       Filter Oli
             Fungsi filter pasti sudah diketahui oleh anda. Pada sistem pelumasan mengapa perlu diberikan filter, bukannya sistem ini tertutup didalam mesin ? Memang benar, sistem pelumas memiliki sistem yang tertutup. Namun bukan berarti kotoran tidak bisa masuk kedalam mesin. Kerak juga bisa terbentuk pada komponen mesin, kerak yang disebabkan sisa pembakaran yang masuk ke ruang engkol dibersihkan oleh oli dan kerak tersebut terkandung pada aliran oli mesin. Sehingga perlu diberikan saringan agar kerak dan kotoran didalam aliran oli tidak memasuki oil feed yang memiliki diameter saluran kecil.Kotoran dan kerak yang tersaring akan mengumpul lada element filter sehingga perlu dilakukan penggantian oil filter secara rutin. Umumnya penggantian oil filter mengikuti interval penggantian oli mesin.
      4.       Oil feed
           Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket. Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder. Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin seperti turbocharger atau oil cooler.
      5.       Oil jet
           Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat. Biasanya oil jet ditemui pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai timming.
6.    Oil atau Lubricant
     Komponen terakhir yang cukup penting adalah oil atau lubricant sebagai media pelumas. Oli mesin haruslah memiliki daya lekat serta memiliki sifat yang licin. Selain itu oli mesin juga harus memiliki ukuran partikel kecil dan tidak mudah menguap. Karena oli harus bisa masuk ke celah-celah kecil untuk melapisi komponen mesin.Untuk itu, saat ini banyak ditemui oli sintetis dengan berbagai campuran zat adiitive yang tentunya bisa meningkatkan performa mesin. Namun, perlu diingat juga oli memiliki batas pemakaian. Sehingga sebagus apapun oli yang dipakai pada mesin kendaraan kita, juga perlu diganti sesuai intervalnya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar