MAKALAH
TEKTIK PERAWATAN MASIN
TEKTIK PERAWATAN MASIN
Disusun Oleh :
Nama :
Fatah Kemal Hasan
Kelas : 3IC08
NPM : 22415536
Kelas : 3IC08
NPM : 22415536
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
BAB I
PERAN PERAAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN PADA SUATU INDUSTRI
PERAN PERAAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN PADA SUATU INDUSTRI
1.1
Penegertian
Perawatan dan Perbaikan Mesin
Pengertian perawatan (
maintenance ) itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara
atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan kegiatan
pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang
diperlukan agar sarana fasilitas pada kondisi yang diharapkan dan selalu dalam
kondisi siap pakai.
Menurut Lindley R.
Higgis & R. Keith Mobley, Perwatan/pemeliharaan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan agar peralatan selalu memiliki
kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau pemeliharaan juga
dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang dapat
diterima oleh penggunannya. Pemeliharaan yang efektif akan mengarah pada
hal-hal sebagai berikut :
a. Kapasitas pekerjaan terpenuhi secara maksimal
b. Kemampuan untuk menghasilkan hasil kerja dengan toleransi khusus atau levelkualitas tertentu.
c. Dapat meminimalkan biaya per unit kerja.
d. Dapat mengurangi resiko kegagalan dalam memenuhi keinginan pelanggan yang
berkaitan
dengan kapasitas kerja dan kualitas
hasil kerja. e. Dapat menjaga keselamatan pegawai,
lingkungan kerja dan masyarakat
sekitar dari bahaya yang mungkin muncul dengan adanya
proses kerja.
f. Dapat memastikan
sekecil mungkin resiko yang dapat membahayakan lingkungan di sekitar
bengkel kerja/pabrik.
bengkel kerja/pabrik.
Pemeliharaan Terencana
Pemeliharaan
terencana adalah porses pemeliharaan yang diatur dan diorganisasikan untuk
mengantisipasi perubahan yang terjadi terhadap peralatan di waktu yang akan
datang. Dalam pemeliharaan terencana terdapat instrument pengendalian dan
instrument pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Pemeliharaan terencana merupakan bagian dari instrument manajemen pemeliharaan
yang terdiri atas pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif, dan
pemeliharaan korektif.
Pemeliharaan
preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu tertentu dan
pelaksanaannya dilakukan secara rutin dengan beberapa instrument yang dilakukan
sebelumnya. Tujuannya untuk mencegah dan mengurangi kemungkinan suatu komponen
tidak memenuhi kondisi normal. Pekerjaan yang dilakukan dalam pemeliharaan
preventif adalah mengecek, melihat, menyetel, mengkalibrasi, melumasi, dan
pekerjaan lain yang bukan penggantian suku cadang berat.
Pemeliharaan
preventif membantu agar peralatan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan apa
yang menjadi ketentuan pabrik pembuatnya. Semua pekerjaan yang masuk dalam
lingkup pemeliharaan preventif dilakukan secara rutin dengan berdasarkan pada
hasil kinerja alat yang diperoleh dari pekerjaan pemeliharaan prediktif atau
adanya anjuran dari pabrik pembuat alat tersebut. Apabila pemeliharaan
preventif dikelola dengan baik maka akan dapat memberikan informasi tentang
kapan mesin atau alat akan diganti sebagian komponennya.
Pemeliharaan
rutin dilakukan secara instrumen dengan selang waktu tertentu berdasarkan
hitungan bulan, hari atau jam. Selang waktu hari atau bulanan dicatat seperti :
instrumen 1 bulanan = 1 B, 3 bulanan = 3 B, 6 bulanan = 6 B atau instrumen
waktu 120.000 jam, 5.000 jam, atau 1.000 jam. Tanggal pekerjaan pemeliharaan
dicatat pada papan instrumen yang diletakkan di ruang penanggung jawab dan
pencatatan tanggal pekerjaan dilakukan pula pada lembar data peralatan.
Informasi
yang dicatat termasuk waktu pakai alat, komponen yang diganti, dan kinerja
peralatan. Dari data yang dicatat tersebut dapat diproyeksikan dan diramalkan
waktu pakai alat, sehingga dapat direncanakan untuk menggantinya pada saat yang
ditentukan. Sebelum instrumen pemeliharaan terencana diterapkan, harus
diketahui peralatan apa saja yang sudah ada dan berapa jumlahnya. Untuk itu,
pekerjaan dapat dimulai dengan suatu daftar inventaris yang lengkap untuk
menjawab pertanyaan di atas.
Hal
tersebut merupakan persyaratan utama dan layak dijadikan sebagai tugas pertama
untuk menyusun instrumen pemeliharaan yang baik. Daftar inventaris yang akurat
dan rinci dari segi teknis akan sangat berguna untuk instrumen pemeliharaan
terencana. Selanjutnya daftar inventaris peralatan tersebut dikelompokkan
menjadi sejumlah kelompok yang sesuai dengan jenisnya. Sebagai contoh : kelompok
alat-alat tangan, alat-alat khusus (Special service tool/SST), alat-alat ukur
dan sebagainya.
Ø TUJUAN
PERAWATAN
1. Memperpanjang
usia kegunaan aset. Hal ini terutama penting di negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk
penggantian.
2. Menjamin
keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut. Menghemat waktu, biaya dan
material karena peralatan terhindar dari kerusakan besar.
3. Kerugian
baik material maupun personel akibat kerusakan dapat dihindari sedini mungkin,
karena terjadinya kerusakan da atau timbulnya kerusakan tambahan akibat
kerusakan awal dapat segera dicegah.
Ø KEUNTUNGAN
– KEUNTUNGAN DARI PERAWATAN YANG BAIK :
1. Berkurangnya
kemungkinan terjadinya perbaikan darurat.
2. Tenaga
kerja pada bidang perawatan dapat lebih efisien.
3. Kesiapan dan kehandalan dapat lebih efisien.
4. Memberikan informasi kapan peralatan perlu
diperbaiki atau diganti.
5. Anggaran perawatan dapat dikendalikan.
Ø USAHA UNTUK MENGATASI KERUSAKAN :
1. .Merubah
proses
2. Merancang
kembali komponen yang gagal
3. Mengganti
dengan komponen baru atau yang lebih baik
4. Meningkatkan
prosedur perawatan preventif. Sebagai contoh, melakukan pelumasan sesuai ketentuannya atau mengatur kembali
frekuensi dan isi daripada pekerjaan inspeksi
5. Meninjau kembali dan merubah sistem pengoperasian
mesin. Misalnya dengan merubah beban unit, atau melatih operator dengan sistem
operasi yang lebih baik, terutama pada unit-unit khusus.
Ø TIGA CARA UNTUK MENGTASI KERUSAKAN MESIN :
1. Perbaikan
(repair),
2. Perbaikan
secara menyeluruh (overhaul)
3. Penggantian
peralatan tersebut (replacement).
Permasalahan
yang paling utama dalam pengambilan keputusan overhaul dan repair ditentukan
dalam hal berikut :
- Interval waktu antara setiap overhaul.
- Tingkatan ketika suatu peralatan/ mesin harus memperoleh perlakuan repair atau overhaul.
- Interval waktu antara setiap overhaul.
- Tingkatan ketika suatu peralatan/ mesin harus memperoleh perlakuan repair atau overhaul.
Ø CARA
– CARA MERAWAT MESIN YANG EFISIEN :
1.
Perawatan
korektif
Adalah tindakan
perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan atau kemacetan
yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada peralatan atau mesin yang
sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini perlu dipelajari penyebabnya-penyebabnya, perbaikan apa
yang dapat dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar
kerusakan tidak terulang lagi.
2.
Perawatan
Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan
dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada
peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.
3.
Perawatan
Prediktif
Perawatan prediktif ini
dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi
fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif
dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.
Ø RINGKASAN
MATERI PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN
S Suatu aktifitas dan perbaikan mesin yang perlu dilaksanakan terhadap seluruh
obyek baik teknis, meliputi seluruh material atau benda yang bergerak atau
tidak bergerak sehingga material tersebut dapat dipakai dan berfungsi dengan
baik serta selalu memenuhi persyaratan Standar Internasional dan non teknis.
Meliputi manajemen dan sumber daya manusia agar dapat berfungsi dengan baik.
Kegiatan
yang diperlukan untuk mempertahankan manajemen dan material sampai pada suatu
tingkat kondisi tertentu.
Segala
macam kegiatan yang ditunjukan untuk menjaga agar kapal selalu berada dalam
kondisi baik laik laut dan dapat dioperasikan untuk pengangkutan laut pada
setiap saat degan kemampuan diatas kondisi minimum tertentu
1.2
Peran
Perawatan dan Perbaikan Dalam Sistem Kesiapan Fasilitas
Dalam
dunia permesian baik industri maupun kendaraan, peran perawatan dan perbaikan
mesin sangat penting, karena dengan melakukan perawatan dan perbaikan maka kira
dapat mengetahui problem apa yang terdapat didalam mesin tersebut, sehingga
meminimalisir terhambatnya pekerjaan saat mesin bekerja.
Dan perwatan mesin sangat berpengaruh dalam
kesiapan fasilitas, karena apabila mesin dalam keadaan optimal maka seluruh
fasilitas sempurna sehingga tidak menghambat pekerjaan.
BAB II
KLASIFIKAI DAN JENIS PERAWATAN
KLASIFIKAI DAN JENIS PERAWATAN
Perawatan mesin
dibedakan menjadi 2 ( dua ) diantaranya :
1. perawatan yang direncanakan.
2. perawatan tidak direncanakan.
1. perawatan yang direncanakan.
2. perawatan tidak direncanakan.
2.1 Perawatan Direncanakan
Untuk menjalankan
program produksi dengan gangguan minimum, maka waktu untuk pekerjaan perawatan
perlu direncanakan sebaik mungkin. Waktu pekerjaan perawatan ditentukan atas
kondisi berikut :
• Kapan aktivitas produksi dihentikan karena adanya kebutuhan perawatan.• Kapan pabrik tidak beroperasi karena jadwal waktu atau jam kerja yang sudah.
Penentuan jam operasi
pabrik tergantung besar kecilnya industri, jenis dan tingkat produksi..
memperlihatkan berbagai sistem penggantian waktu kerja di industri, sehingga
bisa ditentukan waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan perawatan pada
saat pabrik tidak beroperasi.
Ø Urutan
perencanaan fungsi perawatan meliputi :
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan
kemasa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk
perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih :
• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
• Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
• Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi
hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.
a. Bentuk perawatan yang akan ditentukan.
b. Pengorganisasian pekerjaan perawatan yang akan dilaksanakan dengan pertimbangan
kemasa depan.
c. Pengontrolan dan pencatatan.
Pengumpulan semua masalah perawatan yang dapat diselesaikan dengan suatu bentuk
perawatan.
e. Penerapan bentuk perawatan yang dipilih :
• Kebijaksanaan perawatan yang telah dipertimbangkan secara cermat.
• Alternatif yang diterapkan menghasilkan suatu kemajuan.
• Pengontrolan dan pengarahan pekerjaan sesuai rencana.
• Riwayat perawatan dicatat secara statistik dan dihimpun serta dijaga untuk dievaluasi
hasilnya guna menentukan persiapan berikutnya.
Ø Sasaran
perencanaan perawatan :
• Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.
• Bagian khusus dari pabrik dan fasilitas yang akan dirawat.
•
Bentuk, metode dan bagaimana tiap bagian itu dirawat.•
Alat perkakas dan cara penggantian suku cadang.•
Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan.•
Frekwensi perawatan yang perlu dilakukan.•
Sistem Pengelolaan pekerjaan.•
Metode untuk menganalisis pekerjaan.
Ø Dasar-dasar
pokok yang menunjang dalam pembentukan sistem perawatan :
• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.
• Jadwal kegiatan perawatan untuk semua fasilitas pabrik.
• Jadwal kegiatan perawatan lengkap untuk
masing-masing tugas yang harus dilakukan pada tiap
bagian.• Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.• Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.
bagian.• Program yang menunjukkan kapan tiap tugas harus dilakukan.• Metode yang menjamin program perawatan dapat berhasil.• Metode pencatatan hasil dan penilaian keberhasilan program perawatan.
Ø Faktor-faktor
Yang Diperhatikan Dalam Perencanaan Pekerjaan Perawatan :
a. Ruang lingkup pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang
lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan
pekerjaan.
Untuk tindakan yang tepat, pekerjaan yang dilakukan perlu diberi petunjuk atau pengarahan yang
lengkap dan jelas. Pengadaan gambar-gambar atau skema dapat membantu dalam melakukan
pekerjaan.
b. Lokasi pekerjaan.
Lokasi
pekerjaan yang tepat dimana tugas dilakukan, merupakan informasi yang
mempercepat
pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya
nomor gedung, nomor departemen dll.
pelaksanaan pekerjaan. Penunjukan lokasi akan mudah dengan memberi kode tertentu, misalnya
nomor gedung, nomor departemen dll.
c. Prioritas pekerjaann
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang
benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut
prioritas utama.d. Metode yang digunakan. “Membeli kemudian memasang” sangat berbeda
artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan
dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika
penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang
dipunyai.
Prioritas pekerjaan harus dikontrol sehingga pekerjaan dilakukan sesuai dengan urutan yang
benar. Jika suatu mesin mempunyai peranan penting, maka perlu memberi mesin tersebut
prioritas utama.d. Metode yang digunakan. “Membeli kemudian memasang” sangat berbeda
artinya dengan “membuat kemudian memasang”. Meskipun banyak pekerjaan bisa dilakukan
dengan berbagai cara, namun akan lebih baik jika
penyelesaian pekerjaan tersebut dilakukan dengan metode yang sesuai dengan keahlian yang
dipunyai.
e. Kebutuhan
material.
Apabila
ruang lingkup dan metode kerja yang digunakan telah ditentukan, maka biasa
diikuti
dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
dengan adanya kebutuhan material. Material yang dibutuhkan ini harus selalu tersedia.
f. Kebutuhan
alat perkakas.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila akan
digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu ditentukan
kebutuhannyang. Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
Sebaiknya alat yang khusus perlu diberi tanda pengenal agar mudah penyediaannya bila akan
digunakan. Kunci momen, dongkrak adalah termasuk alat-alat khusus yang perlu ditentukan
kebutuhannyang. Keahlian yang dimiliki seorang pekerja akan memudahkan dia bekerja.
h. Kebutuhan tenaga kerja.
Jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan harus ditentukan untuk setiap
jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
jenis keahlian. Hal ini berguna dalam ketetapan pengawasannya.
2.2 Perawatan Tidak
Terencan
Perawatan
tidak direncanakan yang dimaksudkan disini adalah apabila mesin mengalami
kerusakan yang diharuskan untuk dilakukan perbaikan / perawatan dadakan. Kasus
ini sangat mengganggu proses jalannya produksi di dalam pabrik. Biasanya
perawaran tidak terencana terjadi akibat kelalaian teknisi perawaatan saat
melakukan perawatan berkala. Dan dalam perawatan tidak terencana apabila
kersukan mengharuskan utntuk mengganti suku cadang maka harus segera dilakukan
agar mesin dapat kembali berkerja normal.
BAB III
JENIS PELUMAS DAN TEKNIK PELUMAS
JENIS PELUMAS DAN TEKNIK PELUMAS
Sebelum
mulai membahas tentang berbagai jenis pelumas mesin, ada baiknya kita mengenal
apa fungsi pelumas, atau yang biasa disebut "pelumasan". Pelumasan
atau lubrikasi adalah sebuah proses atau
teknik untuk mengurangi gesekan serta keausan atas salah satu atau kedua
permukaan yang saling bersentuhan dan bergerak relatif terhadap satu sama lain,
dengan memberikan zat pelumas di antara keduanya. Sedangkan bahan yang
berfungsi untuk mengurangi gesekan antara kedua permukaan tersebut disebut
dengan pelumas.
Secara
umum bahan pelumas diklasifikasikan berdasarkan wujud dari materialnya, yakni
liquid (cair), semi cair(grease), dan padat. Pelumas liquid sangat kita pahami
sebagai pelumas oli dan cukup lazim kita temui sebagai pelumas mesin kendaraan
bermotor, gearbox, ataupun sistem lainnya. Pelumas semi liquid lebih dikenal
sebagai grease (gemuk) memiliki kekentalan lebih tinggi dibandingkan dengan
pelumas oli dan memang cenderung lebih "padat" daripada oli.
Sedangkan pelumas padat memiliki wujud padat dan dibutuhkan pada kasus-kasus
tertentu yang tidak dimungkinkan untuk menggunakan pelumas oli maupun grease.
3.1 Jenis Pelumas
1. Pelumas Cair
Sebagian
besar pelumas oli yang beredar di pasaran dan paling banyak penggunaannya
terbuat dari bahan dasar minyak bumi. Oleh karena itulah sering kali kita
menyebutnya sebagai mineral oil (oli mineral), yakni oli yang berbahan dasar
dari minyak bumi hasil tambang (mining). Oli mineral dapat diklasifikasikan
menjadi tiga macam yaitu Paraffinic, Naphtenic, dan Aromatic.
Oli
parafin sangat baik digunakan pada mesin manufaktur, untuk pelumas mesin
industri, serta pada proses produksi industri karet, tekstil, dan kertas. Oli
naphtenic lebih cocok digunakan pada kondisi temperatur kerja rendah, terutama
untuk pendingin trafo industri, serta pendingin pada proses permesinan.
Sedangkan oli aromatik berwarna hitam dan sangat lazim digunakan sebagai bahan
seal manufaktur, serta sebagai perekat dan pengencer produksi aspal.
Namun,
Pelumas oli mineral memiliki keterbatasan paling besar yakni kurangnya
ketahanan terhadap temperatur kerja tinggi. Solusi dari kelemahan tersebut
adalah dibuatnya oli melalui proses sintesa sehingga didapatkan oli dengan
spesifikasi terbaik sesuai dengan yang dibutuhkan. Pelumas jenis ini biasa kita
kenal sebagai oli sintetis, sebab oli tipe ini tidak berasal dari minyak bumi
melainkan dari bahan organik maupun anorganik yang melewati proses-proses
khusus sehingga didapatkan spesifikasi yang dibutuhkan terutama ketahanan terhadap
temperatur tinggi.
Perpaduan
antara oli mineral dengan oli sintetis biasa disebut dengan oli semi-sintetis.
Dengan campuran maksimal sebanyak 30% oli sintetis, diharapkan akan didapatkan
pelumas dengan kualitas tidak jauh berbeda dengan oli murni sintetis, namun
dengan harga yang lebih terjangkau. Oli sintetis memang dikenal mahal karena
proses pembuatannya yang lebih rumit dibandingkan dengan biaya mengolah oli
mineral.
Banyak
produk dari Prestasi Lubricants yang merupakan jenis pelumas cair, seperti oli
motor, minyak rem, air radiator, dan lain sebagainya.
2. Pelumas Semi-Cair (Grease)
Grease,
atau yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan
"gemuk", memiliki karakteristik khas, yang membuatnya sangat cocok
digunakan pada sebuah sistem mekanis yang hanya bisa dilubrikasi secara
berkala, serta sistem yang tidak mungkin dapat dilubrikasi oleh oli. Grease
juga berfungsi sebagai sealent untuk mencegah masuknya air atau material lain
ke dalam sistem mesin. Prestasi
Lubricants juga memproduksi pelumas semi-cair (gemuk) untuk kendaraan bermotor
anda.
3. Pelumas Padat
Pelumas
padat atau juga dikenal dengan pelumas kering memiliki gaya gesekan rendah.
Masing-masing lapisan molekul dapat bergeser relatif terhadap lapisan yang lain
hanya dengan sedikit gaya saja. Bahan yang paling banyak dikenal sebagai
pelumas padat yaitu grafit.
Grafit
banyak digunakan di kompresor udara, industri makanan, sambungan rel kereta,
roda gigi terbuka, ball bearing, serta alat-alat perbengkelan. Grafit juga
lazim digunakan pada gembok dan mesin kunci. Hal ini dilakukan karena jika
digunakan oli untuk melumasi mesin kunci, debu-debu di udara justru mudah
menempel dan akan cepat merusak komponen-komponen mesin.
3.2 Sifat – Sifat Pelumas
Motor
bakar baik bensin maupun diesel terdiri dari berbagai komponen dalam melakukan
proses kerjanya. Beberapa komponen tersebut tersusun atas bahan logam (metal
part) yang statis maupun dinamis seperti katup, piston, gear, silinder block,
camshaft dan lain-lain. Komponen tersebut harus terjaga agar pergerakan mesin
dapat berjalan baik sehingga dapat memperpanjang umur pemakaian.
Upaya yang dilakukan
untuk menjaga komponen tersebut, dalam mesin dilengkapi dengan sistem
pelumasan. Pelumasan berfungsi untuk mengurangi adanya gesekan antara metal dan
komponen- komponen mesin lainnya sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya
kerusakan pada mesin serta berguna untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
keausan pada komponen-komponen mesin yang saling bergesekan, melancarkan
komponen- komponen mesin yang bergerak atau berputar, mencegah terjadinya suara
berisik, mengurangi panas yang timbul karena pergesekan, dan meminimalkan
tenaga mesin yang terhubung untuk melawan gaya gesek.
1. APPEARANCE
Penampilan pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat menunjukkan :
1. clear : Pelumas terlihat jernih.
2. hazy : Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut.
3. dark : Appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya
kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.
Penampilan pelumas dengan melihat keadaan visualnya dan dapat menunjukkan :
1. clear : Pelumas terlihat jernih.
2. hazy : Pelumas terlihat tidak jernih/berkabut.
3. dark : Appearance terlihat dark atau gelap, ini dapat menunjukkan adanya
kandungan produksi oksidasi dari pelumas atau bahan bakar.
2. SPESIFIC GRAFITY (SG)
Yaitu perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume yang sama pada suhu
tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.
Yaitu perbandingan berat minyak dan air yang mempunyai volume yang sama pada suhu
tertentu. Pemeriksaannya dengan alat standar untuk tujuan tersebut.
3. WARNA (COLOR)
Untuk mengetahui sifat visual pelumas sehingga dapat diinterprestasikan sifat fisiknya
secara cepat kemudian dapat dilakukan analisa keadaan sebenarnya dari pelumas.
4. VISCOSITY/ KEKENTALAN
Besarnya
tahanan aliran yang dimiliki setiap fluida termasuk pelumas. tingkat kekentalan
merupakan
sifat fisik fluida yang berubah terhadap perubahan temperaturnya, sehingga
pengukuran
kekentalan harus disertai dengan pengukuran suhu pada waktu yang
bersamaan.
Metode pengukuran viskositas pelumas antara lain:
1. Viscocity Kinematic (Centistokes-Cst).2. Derajat Engler, diukur pada suhu 20°C,50°C dan 100°C.
3. Second Redwood, diukur pada suhu 70°F,140°F dan 200°F.
4. Second Universal Saybolt, diukur pada suhu 100°F dan 210°F.
5. Nomor SAE
5. VISCOCITY INDEX (VI)
Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas terhadap perubahan
temperature tertentu. Standar temperatur pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F.
Pada umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi
tidak banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature. Nilai
viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
2. MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
3. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40
Merupakan besarnya angka index atau skala kekentalan pelumas terhadap perubahan
temperature tertentu. Standar temperatur pada pengukuran ini adalah 100°F dan 210°F.
Pada umumnya menggunakan Kinematic Viscosity. Pelumas yang memiliki VI tinggi
tidak banyak mengalami perubahan kekentalan pada perubahan temperature. Nilai
viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
2. MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
3. LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40
6. POUR POINT (TITIK TUANG)
Menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat mengalir. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah
berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas
tersebut.
Menunjukkan temperature terendah dimana pelumas masih dapat mengalir. Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kemampuan mengalir pada temperature rendah
berhubung dengan daerah pemakaian atau kondisi kerja penggunaan dari pelumas
tersebut.
7. FLASH POINT (TITIK NYALA)
Merupakan temperature terendah dimana suatu minyak sudah mampu terbakar oleh
adanya letupan bunga api/flash. Maksud pengukuran titik nyala adalah untuk safety
precaution atau berhubungan dengan kondisi pemakaian pelumas. Dengan mengetahui
titik nyala, dapat diketahui banyak sedikitnya komponen yang menguap karena titik nyala
mempengaruhi jumlah pemakaian pelumas.
8. TOTAL BASE NUMBER (TBN)
Besarnya angka kebasaan pelumas yang mengindikasikan bahwa pelumas tersebut
mengandung additive terutama jenis detergent dan dispersant. Angka TBN pada pelumas
bekas akan lebih rendah dari pelumas baru. Karena sebagian basa telah digunakan untuk
menetralisir asam-asam yang terbentuk ataupun telah dipakai untuk menghancurkan
kotoran. Jadi dengan mengukur besarnya angka TBN dapat ditentukan apakah pelumas
masih layak pakai.
9. TOTAL ACID NUMBER (TAN)
Besarnya angka keasaman pada pelumas yang terbentuk oleh oksidasi pelumas atau
karena pengaruh adanya air/uap air.
3.3 Bahan Aditif Pelumas
Zat aditif minyak pelumas dapat
didefinisikan sebagai senyawa yang dapat memperbaiki atau menguatkan
spesifikasi atau karateristik minyak lumas dasar oil. Aditif untuk minyak
pelumas modern ditentukan berdasarkan riset ilmiah selama bertahun-tahun,
dirumuskan untuk memenuhi kebutuhan yang ekstrem dari mesin-mesin modern yang
mana untuk melayani unjuk kerja mesin dalam kondisi berat, suhu operasi yang
luas dan kecepatan luncur pada bantalan roda gigi yang lebih tinggi. Jadi
minyak pelumas digunakan untuk melayani kondisi mesin yang mempunyai kondisi
kerja yang lebih berat dan bersuhu lebih tinggi dibandingkan dengan mesin-mesin
yang diproduksi sebelumnya. Dengan hanya menggunakan minyak mineral murni (minyak yang berasal
dari minyak bumi), minyak mineral murni tidak akan dapat bertahan pada
kondisi-kondisi seperti tersebut diatas.
Formulasi
dan pembuatan minyak pelumas yang mengandung aditif bukanlah suatu hal yang
mudah dengan cara mencampurkan anti-oksidan atau bahan dispersan pada minyak
dasar (atau base oil atau straight mineral oil) atau kombinasi dari minyak
dasar saja. Dalam keadaan sebenarnya, setiap minyak mineral mempunyai respon
yang berlain-lainan terhadap aditif tertentu, oleh sebeb itu pula diadakan
penelitian di dalam formulasi untuk mendapatkan formula yang paling tepat. Di
samping itu perkembangan minyak pelumas menjadi lebih kompleks karena beberapa
sifat yang perlu diperkuat dengan aditif misalnya ketahanan terhadap oksidasi,
sifat deterjensi dan lain sebenarnya. Untuk itu harus dipertimbangkan pengaruh
masing-masing aditif terhadap minyak mineral murni dan pengaruh aditif antara
satu terhadap yang lain. Aditif yang satu mungkin mempengaruhi keaktifan pada
aditif lainnya. Di lain pihak aditif tertentu mungkin dapat berlaku synergistic
atau saling memperkuat dimana kombinasi dari dua atau lebih aditif dapat
memberikan pengaruh-pengaruh yang lebih baik daripada apabila digunakan secara
tersendiri.
PEMBAGIAN
ADIKTIF MINYAK PELUMAS
Pembagian Aditif Pelumas Berdasarkan Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi menjadi tiga jenis diantarnya :
1. Aditif Utama
a. Anti foam
Berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung udara) oli diakibatkan kinerja
mesin terutama di poros engkol dan efek pemberian aditif detergent. Sehingga
menghambat kinerja pelumasan mesin.
Pembagian Aditif Pelumas Berdasarkan Fungsi dan Kinerja di bagi menjadi menjadi tiga jenis diantarnya :
1. Aditif Utama
a. Anti foam
Berfungsi untuk meminimalkan busa (gelembung udara) oli diakibatkan kinerja
mesin terutama di poros engkol dan efek pemberian aditif detergent. Sehingga
menghambat kinerja pelumasan mesin.
b. Anti Oxidant
Berfungsi menghentikan atau memperlambat reaksi kimia antara molekul
hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme
utama yang bertanggung jawab pada kerusakan pelumas, berupa pembentukan
endapan, sludge, soot and corrosive wear dan lain sebagainya. mengakibatkan
mengentalnya oli secara berlebihan yang dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang
mengental (sludge).
Berfungsi menghentikan atau memperlambat reaksi kimia antara molekul
hidrocarbon dalam pelumas dan oksigen dari udara. Oksidasi merupakan mekanisme
utama yang bertanggung jawab pada kerusakan pelumas, berupa pembentukan
endapan, sludge, soot and corrosive wear dan lain sebagainya. mengakibatkan
mengentalnya oli secara berlebihan yang dapat mengakibatkan tertimbunnya oli yang
mengental (sludge).
c. Anti Wear
Berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesekan
antar metal pada mesin, sehingga oli tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar
panas mesin.
Berfungsi mencegah panas yang berlebihan pada oli yang ditimbulkan dari gesekan
antar metal pada mesin, sehingga oli tetap berfungsi sebagai pembawa dan penyebar
panas mesin.
d. Anti Corrosion
Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan oksidasi udara dengan cara
melapisi metal meskipun mesin dalam keadaan tidak bekerja.
Mencegah korosi dan karat akibat reaksi asam dan oksidasi udara dengan cara
melapisi metal meskipun mesin dalam keadaan tidak bekerja.
e. Detergent
Sebagai pembersih dan penetralisir zat-zat yang berbahaya, membentuk lapisan
pelindung pada permukaan logam, mencegah endapan, mengurangi timbulnya
deposit, mengendalikan korosi serta membersihkan karbon sisa pembakaran agar
karbon tidak menempel di komponen mesin.
Sebagai pembersih dan penetralisir zat-zat yang berbahaya, membentuk lapisan
pelindung pada permukaan logam, mencegah endapan, mengurangi timbulnya
deposit, mengendalikan korosi serta membersihkan karbon sisa pembakaran agar
karbon tidak menempel di komponen mesin.
f. Dispersant
Mengendalikan timbulnya lumpur yang terbentuk dari suhu rendah pada mesin bensin.
Lumpur tersebut terbentuk dari campuran karbon, kumpulan hasil pembakaran, bahan
bakar yang tidak terbakar dan air. Dispersants juga berfungsi sebagai pelindung agar
jelaga (soot) tidak menggumpal, dan mengendalikan peningkatan viskositas,
menetralisir sisa pembakaran yang dapat mengakibatkan mengentalnya plumas secara
berlebihan.
Mengendalikan timbulnya lumpur yang terbentuk dari suhu rendah pada mesin bensin.
Lumpur tersebut terbentuk dari campuran karbon, kumpulan hasil pembakaran, bahan
bakar yang tidak terbakar dan air. Dispersants juga berfungsi sebagai pelindung agar
jelaga (soot) tidak menggumpal, dan mengendalikan peningkatan viskositas,
menetralisir sisa pembakaran yang dapat mengakibatkan mengentalnya plumas secara
berlebihan.
g. Friction Modifier
Berfungsi meningkatkan kinerja pelumasan pada metal yang bergesekan agar tidak
cepat aus.
Berfungsi meningkatkan kinerja pelumasan pada metal yang bergesekan agar tidak
cepat aus.
h. Pour Point Depressant
Berfungsi mencegah oli membeku atau mengental pada saat suhu dingin. Pour Point
Depressants (PPD) dapat mencegah pembentukan krital pada suhu rendah. Contoh
PPD adalah poly-metacrilates, etylen vynil-acetate copolimers, poly-fumarates.
Penekanan pour point tergantung terutama pada karakterisitik base oil dan konsentrasi
polimer. PPD lebih efektif jika dipergunakan dalam minyak dasar viskositas rendah.
Berfungsi mencegah oli membeku atau mengental pada saat suhu dingin. Pour Point
Depressants (PPD) dapat mencegah pembentukan krital pada suhu rendah. Contoh
PPD adalah poly-metacrilates, etylen vynil-acetate copolimers, poly-fumarates.
Penekanan pour point tergantung terutama pada karakterisitik base oil dan konsentrasi
polimer. PPD lebih efektif jika dipergunakan dalam minyak dasar viskositas rendah.
i. TBN.
Berfungsi menetralisir keasaman dalam pelumas yang diakibatkan karena suhu tinggi
mesin motor.
Berfungsi menetralisir keasaman dalam pelumas yang diakibatkan karena suhu tinggi
mesin motor.
2. Viscosity Index Improver
Aditif ini berfungsi menyetabilkan kekentalan pelumas pada saat suhu mesin mulai tinggi,
sehingga pelumas tidak gampang encer pada suhu tinggi. Pelumas yang mamakai aditif ini
sering disebut oli multigrade.
Aditif ini berfungsi menyetabilkan kekentalan pelumas pada saat suhu mesin mulai tinggi,
sehingga pelumas tidak gampang encer pada suhu tinggi. Pelumas yang mamakai aditif ini
sering disebut oli multigrade.
3. Oil Flow Improver
Aditif ini berfungsi memperlancar aliran pelumas, terutama pada saat mesin start pagi hari.
Sehingga mesin tidak mengalami kesulitan pada saat start.
Aditif ini berfungsi memperlancar aliran pelumas, terutama pada saat mesin start pagi hari.
Sehingga mesin tidak mengalami kesulitan pada saat start.
3.4 Sistem Pelumas Mesin
Sistem
pelumas adalah sebuah rangkaian hidrolis yang berfungsi mendistribusikan aliran
oli mesin ke seluruh komponen mesin yang bergesekan. Tujuannya agar semua
komponen mesin yang bergesekan bisa dilapisi pelumas agar untuk mencegah
keausan. Fungsi dari sistem pelumas adalah :
1. Untuk
mencegah keausan pada komponen mesin
2.
Mendinginkan komponen mesin
3.
Membersihkan komponen mesin dari kerak dan kotoran.
Cara kerja pelumas
mesin, umumnya menggunakan sistem tekan pompa. Yakni oli dari carter ditekan
melalui pompa untuk disalurkan keseluruh bagian mesin.
Namun, komponen
pelumasan bukan hanya pompa oli. Apa saja komponen yang berpengaruh dalam
sistem pelumas mesin mobil ? simak ulasan berikut.
Komponen Sistem Pelumas
Mesin dan Fungsinya
1.
Oil pan/Carter
Oil
pan atau biasa juga dosebut carter adalah komponen berbentuk bak yang diletakan
dibagian bawah mesin tepat pada ruang engkol. Fungsi oil pan adalah untuk
menyimpan oli mesin.
2.
Pompa Oli
Oil
pump merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan untuk memompa oli mesin
untuk dinaikan ke seluruh komponen mesin. Pompa ini, bekerja secara rotary yang
inputnya berasal dari poros engkol mesin.
Sehingga ketika mesin
bekerja, oli secara otomatis terpompa. Pompa oli memiliki dua saluran, yakni
saluran inlet yang langsung mengarah ke bak oli dan saluran outlet yang langsung
tersambung dengan oil feed.
3.
Filter
Oli
Fungsi
filter pasti sudah diketahui oleh anda. Pada sistem pelumasan mengapa perlu
diberikan filter, bukannya sistem ini tertutup didalam mesin ? Memang benar,
sistem pelumas memiliki sistem yang tertutup. Namun bukan berarti kotoran tidak
bisa masuk kedalam mesin. Kerak juga bisa terbentuk pada komponen mesin, kerak
yang disebabkan sisa pembakaran yang masuk ke ruang engkol dibersihkan oleh oli
dan kerak tersebut terkandung pada aliran oli mesin. Sehingga perlu diberikan
saringan agar kerak dan kotoran didalam aliran oli tidak memasuki oil feed yang
memiliki diameter saluran kecil.Kotoran dan kerak yang tersaring akan mengumpul
lada element filter sehingga perlu dilakukan penggantian oil filter secara
rutin. Umumnya penggantian oil filter mengikuti interval penggantian oli mesin.
4. Oil
feed
Fungsi
oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara default sudah
terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water jacket. Hal ini karena letak
oil feed ini berada didalam blok silinder. Selain inner oil jet, biasanya juga
ada outer oil jet. Outer oil jet ini terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya
berbahan logam. Fungsi saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar
mesin seperti turbocharger atau oil cooler.
5. Oil
jet
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat. Biasanya oil jet ditemui pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai timming.
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet ini mirip injektor dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat. Biasanya oil jet ditemui pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk menyemburkan oli kebagian piston dan commecting rod. Selain itu dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang digunakan untuk melumasi rantai timming.
6. Oil atau Lubricant
Komponen terakhir yang cukup
penting adalah oil atau lubricant sebagai media pelumas. Oli mesin haruslah
memiliki daya lekat serta memiliki sifat yang licin. Selain itu oli mesin juga
harus memiliki ukuran partikel kecil dan tidak mudah menguap. Karena oli harus
bisa masuk ke celah-celah kecil untuk melapisi komponen mesin.Untuk itu, saat
ini banyak ditemui oli sintetis dengan berbagai campuran zat adiitive yang
tentunya bisa meningkatkan performa mesin. Namun, perlu diingat juga oli
memiliki batas pemakaian. Sehingga sebagus apapun oli yang dipakai pada mesin
kendaraan kita, juga perlu diganti sesuai intervalnya.